Sunday, January 17, 2010

Perkiraan Arah Kiblat Dengan Bantuan Bintang

Animasi_gp

Setelah sebelumnya mempelajari cara memperkirakan arah kiblat dengan bantuan matahari, kali ini kita akan mencoba dengan melihat bintang di malam hari, dari seluruh tempat dipermukaan bumi. Bagaimana caranya?
Skema Universal buatan penulis tetap akan digunakan, namun ada beberapa istilah lagi yang perlu diketahui.
Ah….pusing! Bintangkan letaknya di langit!? *protes*
Benar, oleh karena itu anda membutuhkan GP atau Posisi Geografik.

GP (Geographic Position, Posisi Geografik)
GP arti mudahnya adalah pencerminan/ proyeksi bintang di permukaan bumi. Bayangkan saja sebuah lalat yang terbang di bawah lampu, bayangannya di lantai akan kita namakan GP Lalat. Konsekuensinya GP selalu berubah setiap saat, bergeser terus dari timur ke barat (karena perputaran bumi.. eh langit…eh..siapa sih yang sebenarnya berputar?).

Sistem Koordinat Langit
Oleh para astronom, Bintang-bintang dipetakan dalam koordinat laiknya koordinat bumi, dinamakan dengan Dec (Deklinasi; seperti halnya garis Lintang Bumi) dan RA (Right Ascension; analog dengan Garis Bujur). Misalnya Koordinat Betelgeuse
Karena efek perputaran bumi, maka bintanglah yang seolah-olah berputar dari Timur ke Barat bila dilihat dari Bumi. Oleh karena itu, astronom–sekaligus navigator– yang mengandalkan penentuan posisi berdasarkan benda-benda langit *seperti penulis * memerlukan koordinat lain yang lebih ”membumi”. Dec (Deklinasi) sudah pasti identik/ sama dengan Garis Lintang. Bagaimana dengan Right ascension?
Right ascension dihitung mulai dari suatu ”tempat” di langit yang dinamakan Vernal Equinox(seperti halnya Garis Bujur yang disepakati dimulai dari Greenwich).
Koordinat Bumi dan Langit adalah dua sistem koordinat yang berbeda. Bagaimana menggabungkannya?
adalah Dec: 7°24.6′N, RA: 5:55:38

Koordinat GP= Dec, GHA (Greenwich Hour Angle)
GP/ Posisi Geografik/ Proyeksi Bintang bergerak terus, Setelah melewati meridian Jakarta, beberapa menit kemudian akan melewati New Delhi,…Mekkah, Greenwich,.. esoknya jakarta lagi dst. Nilai inilah yang akan menggabungkan koordinat langit dan bumi. Mengambil satu tempat sebagai patokan universal; Meridian Greenwich, sehingga nilai bujur GP bintang/ obyek langit dinamakan GHA, Greenwich Hour angle. GHA adalah waktu/ nilai sudut yang dibutuhkan obyek langit untuk mencapai/ meninggalkan Meridian Greenwich. *Lagi-lagi Greenwich…sebeel…*
Nilai Meridian Greenwich adalah 0, lalu bergeser ke arah barat. Berputar penuh 360=0 lagi. Jadi;
GHA 90° = 90° BB
GHA 270°= 90° BT
(Penulis sebenarnya bermaksud memakai istilah JHA, Jakarta Hour Angle, agar ”lebih Indonesia” gitu… . Tetapi istilah ini tidak dikenal dalam navigasi langit, selain itu menjadi tidak universal lagi)

Nah sekarang kita punya sistem koordinat GP, ”perpaduan bumi-langit”, yaitu Dec, GHA (bukan lagi Dec & RA atau Lintang & Bujur). Dan untung pula ada rumusnya;
======================

GP bergeser 1° ke barat tiap 4 menit dan 1° ke barat tiap hari

======================
Cuma ini kok yang harus diapalin. Sedangkan nilai Dec (Deklinasi) relatif stabil.

Di bawah ini tabel koordinat GP bintang. Patokan tanggal 21 Maret 2008 jam 12.00 GMT. Bila anda terbiasa mendongak ke langit, bintang2 yang direkomendasikan untuk navigasi langit ini mungkin sudah tidak asing lagi (Baca lagi ulasan http://nafanakhun.blogs.friendster.com/my_blog/2007/04/peta_langit.html
===================================
Acamar = Dec:40°16.4′S, GHA:314°44.1′
Achernar = Dec:57°11.8′S, GHA:334°52.6′
Acrux = Dec:63°08.7′S, GHA:172°36.1′
Adhara = Dec:28°59.2′S, GHA:254°38.2′
Albireo = Dec:27°58.3′N, GHA:66°36.8′
Aldebaran= Dec:16°31.7′N, GHA:290°16.7′
Alioth = Dec:55°54.7′N, GHA:165°45.9′
Alkaid = Dec:49°16.0′N, GHA:152°23.9′
Al Na’ir = Dec:46°55.2′S, GHA:27°11.5′
Alnilam = Dec: 1°11.8′S, GHA:275°13.0′
Alphard = Dec: 8°41.8′S, GHA:217°22.3′
Alphecca = Dec:26°40.9′N, GHA:125°36.7′
Alpheratz = Dec:29°08.2′N, GHA:357°10.7′
Altair = Dec: 8°53.1′N, GHA:61°35.0′
Ankaa = Dec:42°15.7′S, GHA:352°42.5′
Antares = Dec:26°27.1′S, GHA:111°53.6′
Arcturus = Dec:19°08.6′N, GHA:145°21.3′
Atria = Dec:69°02.4′S, GHA:106°59.0′
Avior = Dec:59°32.4′S, GHA:233°42.1′
Bellatrix = Dec: 6°21.4′N GHA:277°58.9′
Betelgeuse = Dec: 7°24.5′N, GHA:270°28.2′
Canopus = Dec:52°42.2′S, GHA:263°20.5′
Capella = Dec:46°00.7′N, GHA:280°03.1′
Castor = Dec:31°52.4′N, GHA:245°35.3′
Deneb = Dec:45°18.3′N, GHA:48°57.2′
Denebola = Dec:14°31.4′N, GHA:181°59.8′
Diphda = Dec:17°56.5′S, GHA:348°22.8′
Dubhe = Dec:61°42.4′N, GHA:193°18.1′
Elnath = Dec:28°37.0′N, GHA:277°40.3′
Eltanin = Dec:51°28.8′N, GHA:90°10.6′
Enif = Dec: 9°54.6′N, GHA:33°13.8′
Fomalhaut = Dec:29°34.7′S, GHA:14°51.2′
Gacrux = Dec:57°09.6′S, GHA:171°27.7′
Gienah = Dec:17°35.4′S, GHA:175°18.7′
Hadar = Dec:60°24.8′S, GHA:148°15.9′
Hamal = Dec:23°30.2′N, GHA:327°28.3′
Kaus Australis = Dec:34°22.9′S, GHA:83°11.7′
Kochab = Dec:74°06.9′N, GHA:136°41.1′
Markab = Dec:15°14.8′N, GHA:13°05.3′
Menkar = Dec: 4°07.3′N, GHA:313°42.0′
Menkent = Dec:36°24.7′S, GHA:147°34.5′
Miaplacidus = Dec:69°45.3′S, GHA:221°02.7′
Mirfak = Dec:49°53.7′N, GHA:308°09.1′
Nunki = Dec:26°17.2′S, GHA:75°25.9′
Peacock = Dec:56°42.4′S, GHA:52°48.2′
Polaris = Dec:89°17.2′N, GHA:320°21.1′
Pollux = Dec:28°00.5′N, GHA:242°54.8′
Procyon = Dec: 5°12.5′N, GHA:244°26.1′
Rosalhague = Dec:12°33.0′N, GHA:95°32.7′
Regulus = Dec:11°55.5′N, GHA:207°09.9′
Rigel = Dec: 8°11.6′S, GHA:280°38.5′
Rigil Kent = Dec:60°52.3′S, GHA:139°17.7′
Sabik = Dec:15°44.3′S, GHA:101°39.6′
Schedar = Dec:56°35.0′N, GHA:349°08.5′
Shaula = Dec:37°06.6′S, GHA:95°49.8′
Sirius = Dec:16°43.5′S, GHA:257°59.6′
Spica = Dec:11°12.5′S, GHA:157°57.7′
Suhail = Dec:43°28.2′S, GHA:222°17.8′
Vega = Dec:38°47.0′N, GHA:80°04.4′
Zuben el genubi = Dec:16°04.7′S, GHA:136°32.2′

Sumber:
Software Navigator Light, http://www.tecepe.com.br/nav/

Cat. Ada nama-nama ’berbau’ arab karena memang
ditemukan oleh ahli falak muslim.

=================================================

Hampir mirip obyek matahari, cara kerja berdasarkan bintang sbb:
1. Tarik garis dari koordinat kita ke arah Ka’bah di Skema. Buat garis lagi di bola bumi sebelahnya seolah-olah dicerminkan dari garis sebelumnya.

2. Tentukan lintasan bintang (satu/ lebih) yang akan kita jadikan panduan sesuai garis lintang/ deklinasinya, & GHA jam 12 GMT sesuai tanggal. Titik perpotongan antara no.1 dengan no.2 itulah yang akan menunjukkan arah kiblat.
3. Hitung selisih antara titik perpotongan dengan GHA.

Contoh dari Jakarta, hendak melakukan pengamatan tanggal 1 januari 2008.
1. Tarik garis dari koordinat jakarta (6°9′LS, 106°51′ BT) ke arah Kiblat. Buat garis lagi di bola bumi sebelahnya seolah-olah dicerminkan dari garis sebelumnya.

Skema_perkiraan_arah_kiblat_1

2. Tentukan lintasan bintang yang diinginkan & sudah dikenali dengan baik, misalnya Bellatrix (termasuk rasi Orion). Koordinat GP-nya =Dec: 6°21.4′N, GHA 277°58.9′ (Lihat Tabel).
1 Januari = 79 hari sebelum 21 Maret, nilai GHA bergeser ke timur menjadi 198°58.9′ (Ingat rumus), ini adalah jam 12.00 GMT. Plotkan titik koordinat ini di lembar skema (Lihat panduan GHA warna hijau, 198°58.9′ setara dengan koord bumi 161°01.1′ BT).
Skema_perkiraan_arah_kiblat_2
3. Ternyata perpotongan ada di dua titik, yaitu GHA 280°00′ BT dan 73°30′.
#Selisih perpotongan I (GHA 280°00′ BT) dengan ’GHA jam 12’ sejauh 81°01.1′ ke arah barat, atau 324 menit, atau 5 jam 24 menit setelah jam 12, yaitu jam 17.24 GMT. Diubah ke WIB…jreng…. jam 00.24 WIB.

#Selisih perpotongan ke-2 (GHA 73°30′ BB) sejauh 125°29′ ke arah timur, atau 502, atau 8 jam 22 menit sebelum jam 12 GMT, atau, yaitu jam 03.38 GMT. Diubah ke waktu lokal menjadi jam 10.38 WIB. Sudah siang, bintangnya ’tertutup’ sinar matahari.

Silahkan mencoba hari lain, atau hari sama tetapi bintangnya lain. Atau perpaduan antara pengamatan matahari dan bintang. Contoh 2 April 08 dari Semarang:
Matahari menunjukkan arah kiblat jam13:21 WIB, lalu
Betelgeuse= 18.44 WIB.
Aldebaran= 19.05 WIB.
Regulus=23.48 WIB.
Denebola=01.53 WIB.

Alhamdulillah, ternyata kita bisa selalu mengoreksi arah kiblat dari menit ke menit.
Semoga bermanfaat. Saran dan kritik sangat diharapkan.

Naf’an Akhun

Catatan.
Presesi (Precession)
Seperti halnya putaran gasing, bagian atas yang ¨terhuyung-huyung¨ itulah presesi. membutuhkan waktu 26.000 tahun. Dengan adanya gerak presesi, bintang bintang sebenarnya tidak ’stabil’ berada di tempatnya.
Posisi Vernal Equinox perlahan bergeser ke barat, RA dan Dec juga berubah 1.4 derajat tiap abad atau kira-kira pergeseran RA 1 menit tiap 20 tahun. Oleh karena perubahan koordinat bintang dalam rentang waktu yang lama, maka pergeserannya untuk sementara dapat kita kesampingkan.

Rujukan:
1. Jason Harris and the KStars Team , Desktop Planetarium KStars Linux
Knoppix 3.7.
2. http://jacq.istos.com.au/sundry/navcel.html
3. Software Navigator Light, http://www.tecepe.com.br/nav/
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Messier_object

PS:
Skema versi terbaru: http://www.friendster.com/photodetails.php?uid=14811527&pid=1&rid=986101492 dengan tambahan panduan GHA, Tabel GHA dan Panduan penggunaan.


Penentuan arah kiblat dengan Kompas

Judul ini seharusnya lebih lengkap:

Konsekuensi penentuan arah kiblat dengan Kompas bila tanpa dilakukan koreksi.

Sebelum melakukan shalat di tempat baru, biasanya kita mengukur sudut kiblat dengan kompas terlebih dahulu, walaupun hanya sekedar memastikan (atau kalibrasi), baik di rumah maupun dimasjid (karena terbukti ada masjid yang tidak menghadap arah kiblat seperti masjid agung Yogyakarta, baca di
http://nafanakhun.blogs.friendster.com/my_blog/2007/10/memperkirakan_a.html)

Nilai sudut ini diperoleh dari program-program komputer yang banyak bertebaran di internet (misalnya Accurate Times, Athan Basic, Salaat time, Salat & Qibla dari Napier University, WinHisab dari DEPAG dsb) atau surat edaran resmi MUI.
Program Accurate Times menyatakan bahwa sudut kiblat dari Jakarta: 295,1° FROM TRUE NORTH.

Banyak orang mengira bahwa ujung jarum kompas menunjukkan arah utara sebenarnya (True North), sehingga kemudian melakukan shalat searah dengan nilai 295,1° yang tertera di kompas, padahal ini adalah Kesalahan fatal. Jarum utara kompas menunjukkan arah utara magnetis (Magnetic North).

Variasi
Jarum kompas selalu mengikuti arah medan magnet bumi, padahal di setiap tempat arus magnet bumi tidak selalu menunjukkan arah utara sebenarnya (True North) karena kompleksnya pengaruh yang ada di permukaan bumi. Sudut antara utara magnet (Magnetic North) dengan utara sebenarnya (True North) dinamakan Variasi (Variation atau disebut juga Deklinasi Magnetis–Magnetic Declination –). Nilai variasi ini selalu BERBEDA disetiap waktu dan tempat. Parahnya, tidak semua program/ edaran resmi menyertakan nilai untuk koreksi ini. Jadi dimana bisa kita dapatkan?

Di setiap peta (yang kredibel) biasanya dicantumkan nilai variasi, misalnya peta topografi daerah jawa barat yang dibuat oleh Army Map Service (NSVLB), Corps of Engineers, US army menyatakan;
1955 Magnetic Declination for this sheet varies from 0°15’ eaterly for the center of the west edge to 1°00’ easterly for the center of the east edge. Mean annual change is 0°02’ westerly
Arti bebasnya, Tahun 1955, Variasi di Jakarta 0°15’ ke Timur, rata-rata 0°02’ ke barat tiap tahun.

Jadi perhitungannya sbb:

Sekarang akhir tahun 2007,selisih dari tahun 1955 dibulatkan menjadi53 tahun = 1°44’ ke Barat.
Total variasinya;= 0°15’ ke Timur + 1°44’ ke Barat= 1°29’ ke Barat.
Karena variasinya ke arah barat, maka nilai yangditunjukkan oleh jarum kompas LEBIH BESAR
dari nilai yang ditunjukkan dari True North.
Menjadi:
295,1° + 1°29’ = 296,6°
Rumusnya;tanda (-) bila variasi ke barat (West),
tanda (+) sebaliknya.

Deviasi
Deviasi adalah kesalahan baca jarum kompas yang disebabkan oleh pengaruh benda-benda disekitar kompas, misalnya besi, mesin atau alat-alat elektronik (HP, MP3 player etc). Deviasi dapat diabaikan bila kita yakin benda-benda berpengaruh tersebut tidak ada di sekeliling.

########################
Berikut contoh Variasi kota lain dari peta sumber yang sama:
Sampit = 2°00’ ke Timur, rata-rata tiap tahun dapat diabaikan.
Surabaya dan Malang = 2°05’ ke Timur, rata-rata 0°02’ ke barat tiap tahun (peta tahun 1955).

Sedangkan dari program Mooncalc buatan Dr. Monzur Ahmed:
Galela, Halmahera Utara = 1°09’ ke Timur
Banda aceh = 1°00’ ke Barat
Kobe, Japan = 7°07’ ke Timur
(jadi tidak tepat bila dr. Helfi melakukan shalat dengan arah sudut 290,1° karena seharusnya 283,1°
Sk_kompas

########################

Kesimpulan dan Saran
- Arah kiblat dari Jakarta ditunjukkan oleh jarum kompas sebesar 296,6°
- Tidak semua program/ edaran resmi menyertakan nilai untuk koreksi ini, karena nilainya berbeda di tiap waktu dan tempat. Maka Penulis lebih menganjurkan penentuan kiblat dengan bantuan bayangan matahari yang skema dan cara kerjanya bisa dibaca di:
http://nafanakhun.blogs.friendster.com/my_blog/2007/10/perkiraan_arah_.html

Skema hanya perlu dicetak kemudian disimpan di dompet?. Bila anda berminat skema “high resolution” bisa menghubungi penulis (nafanakhun@gmail.com).

Akhirnya, tulisan bukan dimaksudkan untuk memperumit keadaan, tetapi memang demikianlah kenyataanya. Semoga bermanfaat.

Rujukan

1. Program Accurate Times (http://www.jas.org.jo/accut.html)
2. Natural Resources Canada (http://gsc.nrcan.gc.ca/geomag/field/magdec_e.php)
3. http://www.sailingissues.com/navcourse3.html
4. http://www.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia
5. Program Mooncalc (http://www.starlight.demon.co.uk/mooncalc)


Bayangan Matahari 29 NOPEMBER dan 17 JANUARI

Blognya pak Ferry S Simatupang, Ka BOSSCHA (http://www.as.itb.ac.id/~ferry/Articles/Kiblat/Kiblat.html)

menyebutkan bahwa; ketika posisi matahari berada di atas Ka’bah (zenith), maka saat itu semua bayangan di muka bumi menjauhi arah kiblat. Yaitu tanggal;
* 28 Mei 12:28 zona Mekkah (16:28 WIB)
* 16 Juli 12:26 zona mekkah (16:26 WIB)

juga ketika matahari di “bawah Ka’bah” (nadir, ujung balik bumi) tanggal:
* 28 November 21:09 GMT (29 November 06:09 WIT)
* 16 Januari 21:29 GMT (17 Januari 06:29 WIT)

Menariknya, pada saat matahari di bawah Ka’bah ini (nadir), berdasarkan skema,
bayangannya di Papua hari itu menunjukkan arah kiblat 2 kali!! namun menitnya berbeda tiap kota, misalnya:

Nabire 29 November:
06:09 WIT dan 06:48 WIT, hanya selang 39 menit (menit diantaranya–ex. 06:30 WIT– tidak akan menunjukkan arah kiblat!)

Nabire 17 Januari:
06:29 WIT dan 07:40 WIT, selang 71 menit!


Menunggu Kehancuran Industri Musik

Di awali oleh The Beatles, perkembangan industri musik makin bergairah karena telah terjadi perombakan besar-besaran dalam sistemnya. Era sebelumnya, untuk membuat sebuah lagu saja diperlukan pencipta, penyanyi, komposer, pengiring musik dan tetek bengek lainnya, sehingga hasil penjualannya harus dibagi-bagi –hampir katakan– 100 orang. Sedangkan keberhasilan penjualan lagu The beatles hanya di bagi ke anggota The Beatles (4 orang) dan produser! Keuntungan besar di perolah dalam waktu singkat.

Oleh sebab itu produser mulai melirik band band yang aktif mencipta lagu sendiri. Hingga sekarang tak terbilang banyaknya anak-anak muda berusaha membuat band dan mencipta lagu sendiri dengan harapan kaya mendadak. Mereka masih bermimpi industri musik sebagai lahan pekerjaan yang menjanjikan.

Mereka lupa bahwa era teknologi informasi demikian pesat telah merubah wahana kaset menjadi segenggam MP3. Padahal penyedia lagu berformat .mp3 (sejauh pengamatan penulis) hanya yang diemperan jalan alias bajakan. Dulu untuk mendengarkan lagu Restu Bumi-Dewa harus susah payah meminjam kaset, atau membeli sendiri, maka sekarang cukup meng-copy paste file .mp3. Mau minjem Audio CD? diripping dulu trus di copy juga, jadi tidak perlu minjam.

Bila 10 tahun yang lalu hasil penjualan kaset sebuah band mencapai 1 juta keping, apakah masih mengharapkan jumlah yang sama/ lebih tahun ini dan berikutnya? malah bisa jadi karyanya terkenal luar biasa; karena versi mp3 laris manis, tetapi penjualan resmi 0%

Konon gara-gara masalah bajakan yang sukar diberantas, akhirnya tarif konserlah yang harus dinaikkan untuk mendongkrak penghasilan. Jadi jangan kaget bila anda/ institusi berniat mendatangkan band terkenal, mereka mematok tarif selangit! Ga bisa di turunkan?
“Discount boleh tapi lipsync ya? (hanya gerak mimik)” begitulah kira-kira jawaban mereka…

KANGEN band, band baru yang menyedihkan karena album perdananya menuai kritikan: musik cengenglah, musik pasaranlah, bahkan Dhani manaf menyebutnya lebih murah dari Ligna (Ligna biasa digunakan Dhani untuk menyebut musik2 pasaran)
Para pengkritik boleh saja mengkritik, tapi bagaimanapun produser berpikiran bisnis, apa yang bisa dijual selain dari lagu-lagu pasaran? lagu pasaran terjual saja masih syukur!
Padahal bila pengkritik disuruh mendeskripsikan musik berkualitas yang seperti apa mungkin tidak tahu (?) Bagi penulis, tolok ukur band/ penyanyi berkualitas & berharga diri mudah saja; MENOLAK TAMPIL lipsync .

Bila beberapa tahun yang lalu (sampai sekarang) terjadi perang antara pembajak ilegal dengan produsen legal. Maka sekarang pertarungan meluas ke antara sesama legal dengan legal (kasus Youtube, tuduhan pelanggaran hak cipta—masih kontroversi–. Sebagai jalan tengah konon video2 Youtube diproteksi agar tidak bisa didownload (demi hak cipta). Aman sampai kapan?)
Penulis bertanya, apakah perlu kita menghormati kekayaan intelektual selama masih ada pembantaian organ intelektual? (palestina)

Paradigma Baru; Music Opensource (Freemusic)
Mirip dengan perangkat lunak opensource yang dilempar ke pasaran dengan harapan untuk diperbaiki dan disempurnakan. Demikian pula dengan musik, diluncurkan dangan disertai bagian terpisah lagu plus partitur. Distribusi legal atau ilegal tidak jadi masalah.
Keuntungan apa yang diperoleh dari sistem seperti ini? tidak ada, karena hanya kepuasan rohani.
================
(Penulis teringat waktu stress pergi ke kost-an Deden di Bergota lalu genjrang genjreng gitar, setelah terpuaskan pulang lagi ke Kintelan:P
Deden waktu itu milih ngabur karena masih males denger lagu2nya Led Zeppelin…hehe)
================
Beberapa tahun yang lalu perangkat lunak opensource jarang dilirik, tetapi kini mulai digandrungi. Penulis menduga kondisi akan sama bila Music Opensource mulai merajalela, akibatnya industri musik tinggal menunggu kehancuran. Hal yang sama juga berlaku untuk industri film.

Bayangkan bila 4 bait lagu karangan anda yang dilempar ke pasaran 1 bulan kemudian lebih kaya harmoni oleh komposer2 lain. Lalu antar komposer sepakat bertemu untuk suatu konser amal menyanyikan lagu tersebut. Masyarakat sudah kenal lagu ini karena mereka pernah ikut menyumbangkan aransemen, walaupun aransemen mereka akhirnya tersisihkan oleh penilaian masyarakat yang lain.

(Setau penulis metode Queen dalam menyusun lagu seperti ini, namun akses terbatas hanya 4 orang. Kadang Brian May datang lalu membubuhkan sedikit aransemen di atas partitur yang telah dibuat Freddy Mercuri sebelumnya, lalu pergi, yang lain datang dst.
Setelah dinyatakan final lalu dimainkan sama-sama)
Music Opensource, berani?

(Ide tulisan dari majalah Rollingstone & berbagai sumber)

Akurasi skema perkiraan arah kiblat dengan bantuan

bayangan matahari, kali ini mencoba tanggal 15 Nopember untuk Banda Aceh (koordinat :
Bayangan akan menuju arah kiblat tepat pada pukul 07:50 WIB.
Program accurate Times menunjukkan 07:59 WIB
Selisih hanya 9 menit! Selisih kompas 1 derajat adalah 4 menit.

Di bawah ini tabel kota besar Indonesia menurut Accurate Times:
Manado = 07:15 WITA
Sampit = 09:08 WITA (Kota terpencil, sebagai bonus buat Deden hehe)
Malang = 09:24 WIB
Surabaya = 09:13 WIB
Semarang = 09:23 WIB
Jogjakarta = 09:33 WIB
Bandung = 09:38 WIB
Depok = 09:36 WIB
Palembang = 09:05 WIB
Medan= 08:08 WIB
Banda Aceh= 07:59 WIB

Silahkan mencoba tanggal & bulan yang lain!
(skema telah diupdate baru)



Perkiraan Arah kiblat

Ternyata Kompas magnet banyak error yg disebabkan variasi dan deviasi, alias hasilnya kurang bisa dipercaya, maka penulis lebih condong mencoba cara lain. Perhatikan skema bola bumi di bawah ini

(atau di sini):
Skema_perkiraan_arah_kiblat_mres

Aturannya sebagai berikut:
- Mekkah/ Ka’bah berada tepat ditengah lingkaran yang ditunjukkan oleh perpotongan garis biru vertikal dan horizontal. Dengan posisi seperti ini maka garis koordinat bumi bergeser ke bawah dan melengkung. Garis biru yang vertikal adalah Meridian, untuk menandakan tengah hari pada saat Matahari melintasi garis ini.
- Sudut Matahari terhadap bumi (deklinasi) tiap hari berubah, ditunjukkan oleh garis Ekliptika warna merah yang disertai panduan tanggalnya. Perubahan 1 derajat per HARI.
- Konsep awal penentuan jam 12 adalah ketika Matahari tepat berada di meridian Greenwich. Mencapai Mekkah kira-kira jam 09:21 GMT atau 12:21 waktu Mekkah. Namun pada kenyataannya bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari kecepatannya tidak tetap, sehingga jam/ arloji tidak selalu menunjukkan jam 12:21 saat tengah hari. Kadang masih jam 12:10 atau malah 12:35! Ini karena arloji disetel berdasarkan kecepatan rata-rata bumi mengelilingi matahari dalam setahun. Selisih antara waktu rata-rata ini dengan waktu yang sebenarnya di namakan Equation of Time. Nilainya ditunjukkan oleh grafik Equation of Time (kanan bawah).
Eq_of_time_mekkahslim

Misalnya tanggal 10 Nopember, grafik menunjukkan bahwa tengah hari di Mekkah terjadi pada pukul 12:05 Waktu Mekkah.

- Koordinat bujur dalam derajat bila dikonversikan ke bentuk jam mengikuti rumus 1 derajat = 4 menit.

Mari kita mulai, misalnya tanggal 2 April, posisi anda di Jakarta (koordinat 106°51’BT, 6°9’LS), sebagai berikut:
1. Tarik garis lurus dari jakarta ke arah pusat lingkaran/ Ka’bah (namai garis Q). Buat lagi garis Q untuk lingkaran sebelahnya, juga memotong pusat lingkaran.

2. Tentukan Deklinasi dan waktu Tengah hari Matahari (berdasarkan Equation of Time) tanggal 2 April. Berdasarkan panduan diketahui deklinasi 5°LU dan Tengah hari jam 12:24 Waktu Mekkah. Buatlah lintasan sesuai deklinasi dan alur garis lintangnya (namai dengan garis S). Bila antara garis Q dengan S nanti berpotongan, maka hari itu kita bisa menentukan arah kiblat.
Skema_kiblat_jakarta_lres

3. Ternyata berpotongan di dua titik (namai X dan Y). Jika Matahari melintas di titik ini bayangannya akan menunjukkan arah Kiblat (mendekati/menjauhi) tetapi khusus di daerah garis Q saja!
- Titik pertama (X) berada dibujur 84°BT alias sisi timur Mekkah. Jam berapa?
Untuk mengetahuinya hitunglah selisihnya dengan bujur Mekkah terlebih dulu:


= 84° - 39,83°
= 44,17° alias 177 menit alias 02:57
= 2 jam 57 menit sebelum tengah hari di Mekkah (12:24)

2 jam 57 menit sebelum 12:24 adalah jam 09:27 (pagi hari di Mekkah).
Di Jakarta (WIB) = Waktu Mekkah + 4 jam
= 09:27 + 4 jam
= 13:27 WIB i

Jadi bayangan akan persis ‘menjauhi’ arah Kiblat pada pukul 13:27 WIB.
Sebagai patokan arah kiblat adalah matahari.

- Dengan cara yang sama hitung pula untuk titik perpotongan yang kedua (Y);
Titik Y berada di bujur 76° BB. Selisihnya dengan bujur Mekkah;

= 76° + 39,83°
= 115,83° alias 463,32 menit, alias 07:43,

7 jam 43 menit setelah 12:24 adalah jam 20:07 waktu Mekkah.
Di Jakarta (WIB) = Waktu Mekkah + 4 jam
= 20:07 + 4 jam
= 23:23 WIB tengah malam (memasuki 3 April).
Tengah malam matahari belum terbit.

Ternyata caranya mudah sekali bukan? Bila lintasan Kiblat (Q) dan lintasan matahari (S) tidak berpotongan berarti hari itu memang bayangan matahari tidak pernah menunjukkan arah kiblat, misalnya bulan Desember di Brunei Darussalam. Namun di tempat tertentu pada tanggal tertentu, dalam sehari bayangan matahari bisa menunjukkan arah Kiblat dua kali!
Akurasi perhitungan ini sudah dicek memakai program komputer Accurate Times 5.1.1.2*, dengan selisih hanya beberapa menit. Karena letak Jakarta (atau Indonesia) di sebelah timur Mekkah, selisih sedikit masih bisa dimaafkan. Berbeda dengan letak di utara/ selatan Mekkah, selisih 4 menit menyebabkan penyimpangan sejauh 1 derajat = 60 mil nautika = 111,12 Km! Perhitungan lebih cermat tentu hasilnya lebih akurat.
Bila skema di sini kurang jelas anda bisa menghubungi penulis di nafanakhun@gmail.com untuk mendapatkan skema versi resolusi tinggi.
Semoga bermanfaat!

Genghis Khun
More: http://nafanakhun.blogs.friendster.com/my_blog/science/index.html

*Program ini merupakan salah satu program komputer yang direkomendasikan pemakaiannya oleh Pusat Studi Falak Muhammadiyah. (http://www.ilmufalak.org/).


Masa Penentuan Awal Bulan Syawal

SYAWAL?
1. Moon “di balap” Sun Kamis, 11 Oktober (dibalap lagi? lombok bawang cabe deh..)
Tegak lurus dg koordinat bumi 55ºBT (selatan Yaman). (jam 15:12 WIB) Artinya:
- Saat itu SEDANG SUNSET di Papua New Guinea.
- Papua New Guinea dan sebelah timurnya tidak mungkin TELAH melihat Crescent saat sunsetnya.
2. Indonesia, Sunsetnya beberapa jam lagi dari Papua, jadi masih 11 Okt: Moon telah tertinggal oleh sun sejauh 1º,
3. Mencapai selisih > 6º Sun tegak lurus dikoord bumi 170º BT (=selandia baru), artinya waktu sunset di Mexico sudah mulai melihat Crescent.
4. Sunset Indonesia 12 Okt 07, selisihnya sudah 11º.
====================================================

“Dibalap” istilah astronominya konjungsi, atau Ijtimak. Perhatikan no 2; berdasarkan perhitungan astronomi di Indonesia sudah memasuki bulan baru tetapi berdasarkan aturan ru’yat crescent belum bisa terlihat oleh mata biasa, karena belum memenuhi kriteria DANJON (crescent terlihat bila selisih dengan Sun > 7º). Selang waktu antara ijtimak dan mencapai selisih > 7º terpaut hampir 16 jam.

Ada tanda-tanda Muhammadiyah menentukan syawal tgl 12 Okt 07, bisa dimaklumi karena mereka berdasarkan pada kriteria WUJUDUL HILAL:
(http://mmc-jogja.20m.com/rukyatulhilal/artikel.html)
“Jika setelah ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.”
Padahal peta visibilitas Crescent menurut program Accurate Times menyatakan hari itu impossible hingga not visible! Lalu kita ikut yang mana?

=======================================
Nabi wafat pada 12 Rabiulawwal 11 H, puasa sebelumnya, yaitu:
Ramadhan 10H = 29 hari
Ramadhan 9H =30 hari
Ramadhan 8H =30 hari
Ramadhan 7H =30 hari
Ramadhan 6H =30 hari
Ramadhan 5H =29 hari
Ramadhan 4H =30 hari
Ramadhan 3H =30 hari
Ramadhan 2H =29 hari
Ramadhan 1H =29 hari
(Sumber dari Visibilitas Crescent program Accurate Times, BUKAN data konversi kalender.)
Visibilitas ini dilihat dari Madinah, karena saat itu nabi bermukim di Madinah.

Data yang Ramadhan 30 hari, berarti hari ke-29 memang TIDAK MUNGKIN terlihat Crescent (pake alat optic canggih pun imposible).
Tetapi riwayat menyebutkan dari 9 kali Ramadhan Nabi SAW puasa 29 hari, hanya sekali yang 30 hari karena tidak dapat melihat bulan. (maaf sumber riwayat tidak diperoleh..)
Ini Aneh… artinya 1 Ramadhan beliau sering MUNDUR 1 hari dari ijtimak!?

Keanehan yg kedua; bila 1 ramadhan sudah jelas mundur dari seharusnya, maka sudah pasti perhitungannya SELALU 29 hari.
Tetapi gara2 tertutup mendung, beliau malah memilih memundurkan hari lagi!
Mudahnya sbb:
1 syawal 1428H dg perhitungan= 12 Okt, padahal bila crescent 12 Okt tertutup mendung maka nabi lebih memilih 1 Syawalnya= 14 Okt!

Data ini seharusnya sudah cukup untuk melemahkan kriteria Wujudul Hilal, Wallahu a’lam.
Mohon koreksi bila salah..

Genghis Khun
Pengamat Politik dan Hiburan

Sumber:
1. KStar Desktop Planetarium (Linux Knoppix)
2. Accurate Time (Windows)
3. Navigator Light (windows)
4. http://mmc-jogja.20m.com/


Mengira Arah Kiblat Dengan Google Earth

Siapa belum tahu Google Earth?

Program yg mmbuat penulis tergila2 pd Google ini ternyata bisa membantu membenahi arah Kiblat dengan cara sangat sederhana,
cukup menggerakkan mouse dikomputer tanpa perlu tahu koordinat2 atau perhitungan yang memusingkan kepala.

Untuk percobaan ini penulis akan memakai masjid agung Yogyakarta.
Alasannya karena berpuluh tahun yang lalu KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) diusir dari Yogya oleh sultan karena hendak membenahi arah kiblat masjid yg menurut beliau tidak tepat.
Apakah kiblatnya jadi dibenahi/ tidak? penulis tidak tahu, mari kita buktikan.

Setelah program Google Earth terbuka dengan tampilan bola bumi, langkahnya sbb:
1. Cari Ka’bah di Masjidil Haram (Mekkah)
2. Klik tool Add > Path (atau ctrl-Shift-T). Akan muncul jendela isian baru, biarkan isian ini kosong tapi jangan ditutup. Geser saja ke samping agar tidak mengganggu pemandangan “Mekkah dari angkasa”.
3. Tepat di tengah ka’bah Klik kiri mouse 1x, lalu zoom out (pake scroll mouse) untuk menuju Yogyakarta. INGAT, jendela “add Path” jangan ditutup!
4. Cari masjid Agung di sebelah barat alun-alun utara Yogyakarta. alun-alun di YK mudah dikenali karena ada dua (utara dan selatan). Setelah ketemu masjidnya klik kiri lagi mouse 1x tepat ditengah masjid. Bila berhasil akan muncul garis. Garis inilah yang menghubungkan ke titik Ka’bah tadi.
Screenshot002

Hasil sbb:
Screenshot001_1

ARAH masjid ternyata tidak tepat ke kiblat, tetapi penulis tidak tahu posisi shaff masjid karena penulis belum pernah shalat di sini.
Dulu sepulang dari Pangandaran sempat ‘mencicipi’ shalat subuh di masjid belakang benteng (Vredeburg?)
Screenshot003

arah kiblat masjid ini benar2 tepat.
silahkan mencoba untuk masjid yang lain..

Mau cara lain tanpa Google Earth utk membenahi arah Kiblat TIAP HARI? ya Tiap hari.
Insya Allah posting yang akan datang.
Semoga bermanfaat..

Genghis Khun
More :
http://nafanakhun.blogs.friendster.com/my_blog/webtech/index.html


Masa Untuk Menentukan Arah Kiblat

Suatu ketika penulis pernah membaca ulasan mengenai cara membenahi arah kiblat dengan mengamati posisi matahari pada tanggal dan jam tertentu.
Tetapi penulis kecewa karena waktu yang di tentukan sudah terlewati…
=================
Setelah mempelajari sedikit mengenai perjalanan matahari, penulis menyimpulkan bahwa tiap tahun kita bisa membenahi arah kiblat! Sebagai berikut:

Perhatikan jalur ekliptika matahari, penyimpangannya 23,5 thd ekuator. pada suatu ketika akan terjadi posisi matahari tegak lurus di atas Mekkah, artinya semua bayangan akan menjauhi arah kiblat.
Koordinat ka’bah adalah 21°25.5′ LU dan 39°49.5′BT, zona lokalnya GMT+3. matahari berada di deklinasi 21°25.5′ LU dalam setahun ternyata terjadi dua kali, kira-kira pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli.
Jadi saat matahari mencapai waktu transit di Mekkah (yaitu tengah hari), semua bayangan akan menjauhi arah kiblat. Patokan arah kiblatnya adalah melihat matahari. Jam berapakah saat itu di Indonesia?
Tentu saja sudah sore karena telah mengalami siang lebih dulu, Selisih waktu nya sebagai berikut:

WIB = Waktu Mekkah + 4 jam, jadi kira-kira jam 4 sore.
WITA = Waktu Mekkah + 5 jam, jam 5 sore.
WIT = Waktu Mekkah + 6 jam, jam 6 sore.

Masih adakah waktu yang lain untuk memperkirakan kiblat? Jawabnya masih, bedanya patokannya arah bayangan kita. Kebalikan dengan di atas, jadi bayangan kita yang mendekati matahari, yaitu ketika posisi matahari di deklinasi yang sama tetapi di Lintang selatan. Peristiwa ini juga terjadi dua kali, kira-kira tanggal 29 nopember dan 13 januari, yaitu ketika matahari mencapai waktu transit di bujur 140°10.5′BB (bujur yang sama dengan Northway- Alaska, USA, zona GMT-9).
Jam berapakah saat itu di Indonesia? Masih pagi, tetapi sudah maju satu hari karena telah melewati garis batas internasional pergantian hari, menjadi tanggal 30 nopember dan 14 januari.? (baca ulasan sebelumnya tentang validitas GMT).
Selisih waktunya dengan Indonesia:

WIB = Waktu Northway - 8 jam; jadi kira-kira jam 4 pagi
(sayangnya matahari belum terbit).
WITA = Waktu Northway - 7 jam, jam 5 pagi, remang-remang.
WIT = Waktu Northway - 6 jam, jam 6 pagi.

Ini adalah cara paling sederhana. Dengan perhitungan lebih teliti, tiap hari bayang-bayang sebenarnya mendekati/ menjauhi arah kiblat pada jam dan menit tertentu.

No comments:

Post a Comment